Unsere besten Spreads und Konditionen

Harga Emas (XAU/USD) memulihkan kerugian sebelumnya di sesi perdagangan Asia dan diperdagangkan sekitar $2.920 pada saat berita ini ditulis pada hari Rabu. Dengan tarif yang masih berlaku dan beberapa tarif lagi yang akan datang untuk Eropa dan negara-negara lain, Emas akan tetap menjadi tempat yang tepat dalam hal safe haven.
Namun, beberapa komentar mengejutkan dari Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Howard Lutnick semalam mengisyaratkan bahwa tarif mungkin sudah bisa dilonggarkan atau sepenuhnya dicabut untuk Meksiko dan Kanada. Ini memberikan tekanan pada sisi atas untuk Emas untuk saat ini.
Emas batangan mungkin menghadapi beberapa tekanan pada hari Rabu setelah pemulihan kuat selama dua hari minggu ini. Komentar dari Sekretaris Lutnick membuat aliran safe haven jangka panjang untuk Emas sedikit tidak stabil. Para pedagang akan ingin memangkas posisi mereka dengan ide bahwa AS bisa, kapan saja, mencabut tarif tersebut, yang akan memicu aksi ambil untung di logam mulia ini.
Sementara Emas diperdagangkan di dekat $2.920 pada saat berita ini ditulis, Pivot Point harian di $2.909 dan resistance R1 harian di $2.936 adalah level yang perlu diperhatikan untuk hari Rabu ini, dengan Pivot Point harian sudah kembali di tangan para pembeli. Jika Emas melihat lebih banyak aliran masuk, resistance R2 harian di $2.955 kemungkinan akan menjadi batas akhir sebelum tertinggi sepanjang masa di $2.956 yang dicapai pada 24 Februari.
Di sisi bawah, support S1 di $2.890 berkonvergensi dengan tertinggi hari Senin. Itu akan menjadi support vital untuk hari Rabu ini. Jika para pembeli Emas ingin menghindari penurunan lebih lanjut, level tersebut harus bertahan. Lebih jauh ke bawah, support S2 harian di $2.863 seharusnya mampu menangkap tekanan turun tambahan.
XAU/USD: Grafik Harian
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.