Confirming you are not from the U.S. or the Philippines

Mit der Abgabe dieser Erklärung erkläre und bestätige ich ausdrücklich, dass:
  • Ich kein Bürger oder Einwohner der USA bin
  • Ich bin nicht auf den Philippinen wohnhaft
  • Ich weder direkt noch indirekt mehr als 10 % der Anteile/Stimmrechte/Beteiligungen der in USA ansässigen Personen besitze und/oder keine US-Bürger oder in den USA ansässigen Personen auf andere Weise kontrolliere
  • Ich mich nicht im direkten oder indirekten Besitz von mehr als 10 % der Aktien/Stimmrechte/Beteiligungen und/oder unter der Kontrolle eines US-Bürgers bzw. einer anderweitig in den USA ansässigen Person befinde.
  • Ich nicht mit US-Bürgern oder Personen mit Wohnsitz in den USA im Sinne von Abschnitt 1504 (a) des FATCA in Verbindung stehe bin
  • Ich bin mir meiner Haftung für die Abgabe einer falschen Erklärung bewusst.
Für die Zwecke dieser Erklärung werden alle von den USA abhängigen Länder und Territorien mit dem Hauptterritorium der USA gleichgesetzt. Ich verpflichte mich, Octa Markets Incorporated sowie seine Direktoren und leitenden Angestellten gegen alle Ansprüche zu verteidigen und schadlos zu halten, die sich aus einer Verletzung meiner vorliegenden Erklärung ergeben oder damit zusammenhängen.
Wir legen großen Wert auf Ihre Privatsphäre und die Sicherheit Ihrer persönlichen Daten. Wir erfassen Ihre E-Mail-Adresse nur, um Ihnen Sonderangebote und wichtige Informationen über unsere Produkte und Dienstleistungen zukommen zu lassen. Indem Sie Ihre E-Mail-Adresse angeben, erklären Sie sich damit einverstanden, solche E-Mails von uns zu erhalten. Wenn Sie den Newsletter abbestellen möchten oder Fragen bzw. Bedenken haben, wenden Sie sich bitte an unseren Kundensupport.
Octa trading broker
Konto eröffnen
Back

USD/IDR Terbang ke 16.417 setelah Kemarin BI Pangkas Suku Bunga ke 5,75%

  • Pasangan mata uang USD/IDR terus bergerak lebih tinggi yang kini telah mencapai 16.417.
  • Pada hari Rabu, Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
  • Malam ini di sesi Amerika, data Penjualan Ritel AS akan menjadi fokus selanjutnya.

Rupiah Indonesia (IDR) kian merosot terhadap Dolar AS (USD) dengan pasangan mata uang USD/IDR menyentuh tertinggi baru sejak Juli 2024 di 16.417 setelah Bank Indonesia memangkas suku bunganya pada hari Rabu, 15 Januari. Sementara itu Dolar AS, yang diukur oleh DXY masih bertahan di sekitar level 109.

Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) dari 6,00% menjadi 5,75%. Deposit Facility dan  suku bunga Lending Facility masing-masing dipangkas sebesar 25 bp menjadi 5,00% dan 6,50%. BI menyampaikan dalam laporannya bahwa hal ini dilakukan dalam upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank sentral Indonesia ini akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk mempertahankan inflasi dalam koridor target dan mengoptimalkan nilai tukar Rupiah tetap stabil, serta mendukung pertumbuhan ekonomi.

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia juga telah melaporkan bahwa Neraca Perdagangan pada bulan Desember berkurang ke $2,24 Miliar dari $4,42 Miliar pada bulan sebelumnya, dan juga lebih rendah dari konsensus $3,79 Miliar. Ekspor tahun-ke-tahun menurun ke 4,78% dan Impor tahun-ke-tahun melonjak ke 11,07%.

Pada hari Rabu malam di sesi Amerika, Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan bahwa data inflasi AS bulan Desember yang diukur oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, secara tahunan naik ke 2,9% dibandingkan dengan 2,7% di bulan November. IHK inti tahunan, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 3,2%, lebih rendah dari pembacaan sebelumnya dan estimasi pasar sebesar 3,3%. 

Data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi tersebut telah membangkitkan harapan akan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Menurut Joseph Trevisani, analis senior FXStreet, "Data inflasi yang lebih dingin mendorong pedagang mengurangi posisi beli Dolar AS."

Para investor selanjutnya akan mencermati data Penjualan Ritel bulan Desember dan dan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal Mingguan AS untuk mendapatkan dorongan lebih lanjut dalam perdagangan jangka pendek. Penjualan Ritel bulan-ke-bulan diharapkan akan melemah ke 0,6% dari tingkat di bulan November yang tercatat di 0,7%.

Indikator Ekonomi

Penjualan Ritel (Bln/Bln)

Data Penjualan Ritel, yang dirilis oleh Biro Sensus AS setiap bulan, mengukur nilai total penerimaan toko ritel dan makanan di Amerika Serikat. Perubahan persentase bulanan mencerminkan tingkat perubahan dalam penjualan tersebut. Metode pengambilan sampel acak terstratifikasi digunakan untuk memilih sekitar 4.800 perusahaan ritel dan jasa makanan yang penjualannya kemudian ditimbang dan dijadikan tolok ukur untuk mewakili keseluruhan lebih dari tiga juta perusahaan ritel dan jasa makanan di seluruh negeri. Data disesuaikan dengan variasi musiman serta perbedaan hari libur dan hari perdagangan, tetapi tidak untuk perubahan harga. Data Penjualan Ritel diikuti secara luas sebagai indikator belanja konsumen, yang merupakan pendorong utama ekonomi AS. Secara umum, pembacaan yang tinggi dipandang sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan yang rendah dipandang sebagai bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Kam Jan 16, 2025 13:30 GMT (20:30 WIB)

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: 0,6%

Sebelumnya: 0,7%

Sumber: US Census Bureau

Data Penjualan Ritel yang diterbitkan oleh Biro Sensus AS merupakan indikator utama yang memberikan informasi penting tentang belanja konsumen, yang berdampak signifikan terhadap PDB. Meskipun angka penjualan yang kuat cenderung mendongkrak USD, faktor eksternal, seperti kondisi cuaca, dapat mendistorsi data dan memberikan gambaran yang menyesatkan. Selain data utama, perubahan dalam Grup Kontrol Penjualan Ritel dapat memicu reaksi pasar karena digunakan untuk menyiapkan perkiraan Pengeluaran Konsumsi Pribadi untuk sebagian besar barang.


 

USD/INR Tetap Kuat Menjelang Rilis Penjualan Ritel AS

Rupee India (INR) diperdagangkan di wilayah negatif pada hari Kamis. Lonjakan harga minyak mentah mengakibatkan tekanan jual pada mata uang lokal karena India mengandalkan pemasok luar negeri untuk hampir 90% konsumsi minyaknya. Selain itu, arus keluar yang terus-menerus dari investor asing dan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi India berkontribusi pada penurunan INR. 
Mehr darüber lesen Previous

Ueda, BoJ: Akan Membahas di Pertemuan Minggu Depan Apakah Akan Menaikkan Suku Bunga

Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda mengatakan pada hari Kamis bahwa anggota dewan "akan membahas pada pertemuan pekan depan apakah akan menaikkan suku bunga."
Mehr darüber lesen Next